Profil Desa Pagersari
Ketahui informasi secara rinci Desa Pagersari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi Desa Pagersari, Mungkid, Magelang, destinasi wisata arung jeram di pertemuan Sungai Elo dan Progo. Kenali potensi agrowisata Salak Pondoh Lumut serta demografi masyarakatnya yang dinamis.
-
Lokasi Geografis Unik
Terletak strategis di pertemuan (tempuran) dua sungai besar, Elo dan Progo, yang menjadi fondasi utama bagi potensi wisata petualangan dan kesuburan lahan pertaniannya.
-
Pusat Wisata Petualangan Air
Dikenal luas sebagai salah satu hub utama kegiatan arung jeram (rafting) di Sungai Elo, yang menjadi magnet bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
-
Sentra Agrowisata Salak
Merupakan kawasan penghasil Salak Pondoh Lumut yang subur, memadukan potensi pertanian unggulan dengan daya tarik wisata petik buah (agrowisata).
Terletak di titik pertemuan dua sungai legendaris Jawa Tengah, Sungai Elo dan Sungai Progo, Desa Pagersari di Kecamatan Mungkid menjelma menjadi sebuah destinasi yang unik dan multifaset. Desa ini bukan sekadar wilayah agraris biasa, melainkan sebuah kanvas alam yang memadukan derasnya arus wisata petualangan dengan manisnya potensi agrowisata. Berada di lingkar strategis ibu kota Kabupaten Magelang, Pagersari secara cerdas memanfaatkan anugerah geografisnya untuk menjadi salah satu desa wisata unggulan yang menawarkan pengalaman otentik bagi para pengunjung.
Titik Temu Dua Sungai: Fondasi Geografis yang Unik
Keistimewaan paling fundamental dari Desa Pagersari ialah lokasinya yang berada tepat di area tempuran atau pertemuan antara Sungai Elo dan Sungai Progo. Sungai Elo, yang berhulu di lereng Gunung Merbabu, dikenal memiliki arus yang stabil sepanjang tahun, menjadikannya lokasi yang sangat ideal untuk kegiatan arung jeram bagi pemula hingga tingkat menengah. Sementara itu, Sungai Progo merupakan salah satu sungai terbesar di Jawa Tengah yang menjadi sumber kehidupan bagi ribuan hektare lahan pertanian.Pertemuan dua sungai ini tidak hanya menciptakan lanskap alam yang indah, tetapi juga membentuk ekosistem yang subur dan dinamis. Fenomena geografis inilah yang menjadi modal utama bagi Desa Pagersari dalam mengembangkan dua pilar utamanya: wisata air dan pertanian unggul. Keberadaan sungai menjadi urat nadi yang mengaliri kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat desa.
Letak Wilayah dan Konteks Ibu Kota Kabupaten
Secara administratif, Desa Pagersari merupakan bagian dari Kecamatan Mungkid, yang juga berstatus sebagai ibu kota Kabupaten Magelang. Lokasinya sangat strategis, hanya beberapa kilometer dari Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Magelang yang berada di Sawitan. Kedekatan ini memberikan keuntungan ganda: kemudahan aksesibilitas bagi wisatawan dan menjadikan Pagersari sebagai kawasan penyangga suburban yang diminati.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Desa Pagersari tercatat 2,33 kilometer persegi (2.33km2). Wilayahnya terdiri dari dataran rendah aluvial yang subur di sepanjang aliran sungai serta area pemukiman yang terus berkembang.Adapun batas-batas administratif Desa Pagersari sebagai berikut:
Berbatasan dengan Desa Mendut.
Berbatasan dengan Desa Rambeanak.
Berbatasan dengan Desa Bligo dan Sungai Progo.
Berbatasan dengan Desa Bojong.
Posisi ini menempatkannya di jalur wisata penting, berdekatan dengan Candi Mendut dan tidak jauh dari koridor utama menuju Candi Borobudur, memperkuat potensinya sebagai bagian dari jejaring pariwisata super prioritas.
Demografi Masyarakat yang Adaptif
Menurut data publikasi "Kecamatan Mungkid dalam Angka 2025", Desa Pagersari dihuni oleh 4.120 jiwa. Dengan luas wilayahnya, maka tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 1.768 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan kepadatan yang moderat, di mana ruang untuk lahan hijau dan pertanian masih sangat luas.Masyarakat Desa Pagersari dikenal sangat adaptif dalam merespons peluang ekonomi. Struktur mata pencaharian warganya menunjukkan transisi dari masyarakat agraris murni menjadi masyarakat agraris-pariwisata. Sebagian besar penduduk masih berprofesi sebagai petani, namun banyak generasi muda dan keluarga yang kini terlibat langsung dalam industri pariwisata. Mereka berprofesi sebagai pemandu arung jeram, pengelola basecamp, pemilik homestay, serta pengusaha kuliner. Kemampuan untuk menyinergikan dua sektor ini menjadi kunci keberhasilan dan ketahanan ekonomi desa.
Perekonomian: Arus Wisata Petualangan dan Manisnya Agrowisata
Perekonomian Desa Pagersari ditopang oleh dua sektor unggulan yang saling melengkapi: wisata petualangan dan agrowisata.Wisata arung jeram di Sungai Elo merupakan produk andalan yang telah mengangkat nama Pagersari ke kancah nasional. Desa ini menjadi lokasi bagi sejumlah basecamp dan operator arung jeram profesional. Rute pengarungan sepanjang 12 kilometer yang biasanya berakhir di sekitar area pertemuan sungai menawarkan pemandangan alam yang indah dan jeram-jeram yang menantang namun aman. Aktivitas ini menciptakan efek domino ekonomi yang signifikan, menghidupkan sektor transportasi, akomodasi dan kuliner.Di sisi darat, Desa Pagersari merupakan sentra penghasil Salak Pondoh Lumut, salah satu varietas salak unggulan Magelang. Lahan yang subur di sepanjang bantaran sungai sangat ideal untuk pertumbuhan kebun salak. Potensi ini tidak hanya berhenti pada penjualan buah segar, tetapi juga dikembangkan menjadi konsep agrowisata. "Potensi terbesar kami memang dari sungai dan kebun salak. Keduanya saling mendukung; wisatawan yang datang untuk arung jeram seringkali pulangnya membawa oleh-oleh salak dari sini," ujar salah seorang penggerak desa wisata setempat. Beberapa kebun salak dibuka untuk umum, memberikan pengalaman petik buah langsung dari pohonnya.
Infrastruktur Penunjang Desa Wisata dan Kawasan Suburban
Untuk mendukung statusnya sebagai desa wisata, infrastruktur di Pagersari terus dikembangkan. Akses jalan menuju titik-titik awal dan akhir arung jeram telah diperbaiki. Sejumlah basecamp telah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai seperti area parkir, kamar ganti, musala, dan rumah makan. Jaringan homestay yang dikelola warga juga mulai tumbuh untuk mengakomodasi wisatawan yang ingin menginap.Selain infrastruktur pariwisata, fasilitas dasar seperti sekolah, pos kesehatan desa (PKD), dan balai desa juga terawat dengan baik untuk melayani kebutuhan penduduk. Peningkatan infrastruktur telekomunikasi, termasuk akses internet, juga menjadi priorotas untuk mendukung promosi digital dan kebutuhan operasional para pelaku wisata.
Penutup
Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, ialah teladan sebuah desa yang berhasil mengubah anugerah geografis menjadi mesin penggerak ekonomi yang berkelanjutan. Dengan memadukan pesona wisata petualangan di pertemuan dua sungai besar dan potensi agrowisata dari kebun salak yang subur, Pagersari menawarkan paket pengalaman yang lengkap. Kedekatannya dengan pusat ibu kota kabupaten dan koridor pariwisata Borobudur menjadi modal tambahan yang tak ternilai. Ke depan, tantangan utama terletak pada pengelolaan pariwisata yang ramah lingkungan dan memastikan manfaat ekonomi dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Desa Pagersari tidak hanya menjual keindahan alam, tetapi juga menjual kisah tentang harmoni antara manusia dan alam.
